Kamis, 14 Juni 2012

ROCK CLIMBING

Pada dasarnya Rock Climbing dari mountaineering ( kegiatan mendaki gunung, suatu perjalanan petualang ke tempat-tempat yang tinggi ), hanya disini kita menghadai medan yang khusus. Dengan membedakan daerah atau medan yang di lalui, Mountaineering dapat dibagi menjadi : hill walking, Rock Climbing dan Ice/Snow Climbing. Hill walking merupakan perjalanan biasa melewati serangkaian hutan dan perbukitan dengan berbekl pengetahuan peta/kompas dan survival. Kekuatan kaki jadi factor utama suksesnya suatu perjalanan. Untuk rock climbing, medan yang dihadapi berua perbukitanm atau tebing dimana sudah diperlukan bantuan tangan untuk menjaga keseimbangan tubuh atau untuk menambah ketinggian. Es/ snow climbing hamper sama dengan halnya rock climbing, namun medan yang dihadapi adalah perbukitan atau tebing ice salju.

Sejarah Panjat Tebing Indonesia

Berawal dari mereka yang mempunyai mata pencaharian sebagai pengunduh sarang burung wallet gua di tebing- tebing Kalimantan Timur atau Karang Bolong Jateng, merupakan tonggak sejarah panjat tebing di Indonesia, kemudian pada tahun 1958 lapangan terbang perintis dibuka pada beberapa lokasi di Irian membangkitkan semangat para pendaki gunung Untuk mencoba Cartensz sang perawan salju di Khatulistiwa. Pada tahun 1964 beberapa pendaki Jepang serta3 orang ABRI, Fred Athaboe, Sudarto dan Sugirin yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih berhasil mencapai puncak Cartensz(4884 mdpl) di Irian. Pada tahun ini pula perkumpulan pendaki gunung tertua yaitu Mapala UI di Jakarta dan Wanadri di Bandung, dan juga merupakan awal mula sejarah pendakian gunung di Indonesia.

Klasifikasi Panjat Tebing

Dalam panjat tebing terdapat 2 klasifikasi yaitu:
  1. Pembedayaan yang pertama adalah free climbing dengan Artificial Climbing. Free Climbing adalah suatu tipe pemanjatan dimana si pemanjat menambah ketinggian dengan menggunakan kemampuan dirinya sendiri, tidak dengan bantuan alat. Dalam Free Climbing alat digunakan hanya sebatas pengaman, bukan sebagai alat untuk penambah ketinggian. Bedanya dengan artificial climbing, dimana alat selain digunakan sebagai pengaman, juga berfungsi untuk menambah ketinggian.
  2. Perbedaan yang kedua adalah sport climbing dengan adventure climbing. Sport Climbing adalah suatu pemanjatan yang lebih menekankan pada factor olah raganya. Dalam sport climbing, pemanjatan dipandang seperti halnya olah raga yang lain, yaitu untuk menjaga kesehatan. Sedangkan pada adventuring, yang itekankan adalah lebih pada nilai petualangnya.

PROSEDUR PEMANJATAN


Tahapan-tahapan dalam pemanjatan hendaknya dimulai dari langkah-langkh sebagai berikut:
  • mengamati lintasan dan memikirkan teknik yang akan dicapai.
  • Menyiapkan peralatan yang akan dibutuhkan
  • Untuk Leader, perlengkapan teknis diatur sedemikian rupa agar mudah untuk diambil / memilih dan tidak mengganggu gerakan. Tugas dari Leader sendiri adalah membuat lintasan yang akan dilaluinya dan pemanjat berikutnya.
  • Untuk Belayer, memasang ancor dan merapikan alat-alat. Tugasnya adalah membantu Leader baik dengan aba-aba maupun dengan tali yang dipakai Leader, Belayer juga bertugas mengamankan Belayer dari resiko jatuh atau yang lainnya, dengan langkah awal yaitu meneliti penganman yang dipakai Leader.
  • Bila belayer dan Leader telah siap melakukan pemanjatan, segera memberi aba-aba pemanjatan
  • Bila Leader sampai ketinggian 1 pitch (tali habis) ian harus memasang ancor.
  • Leader yang sudah memasang ancor diatas, selanjutnya berfungsi sebagai Belayer untuk mengamankan pemenjat berikutnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung.
bila ada komentar silahkan tulis saja......